Senin, 10 Juni 2013

refleksi (80): Elegi Ritual Ikhlas 40: Berguru Kepada Imam Al-Ghazali untuk Meningkatkan Kualitas Spiritual (Islam)




HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Untuk bisa khusyuk dalam sholat memanglah sulit dilakukan. Saya sangat mengakui bahwa syetan sungguh canggih dalam memalingkan hati. Seperti halnya kisah istri yang tidak mencintai suaminya. Raganya bersama suami tapi hatinya bersama pria idaman lain. Dalam sholat, syetan membuat kita seolah-olah berhadapan dengan Allah (dengan rangkaian doa-doa sholat), namun hati kita dipalingkan ke hal-hal yang lain. Seolh-olah kita khusuk dalam berdoa, namun pikiran dan hati kita bukan semata-mata karena Allah. Kita memikirkan yang lain. Syetan membuat kita untuk ingat sesuatu yang lain, bukan Allah. Syetan memang memiliki banyak peluang untuk merusak manusia. semua itu dikarenakan ada beberapa bagian dari hati kita yang menjadi pintu syaitan. Syetan menyusup dalam hati kita karena ada hal-hal dalam hati kita yang membuat syetan terpancing untuk datang. Pada artikel di atas dikatakan ada makanan syetan. Maka agar syetan tidak masuk, hati kita harus bersih dari makanan syetan. Makanan syetan yang dimaksud di sini berupa penyakit hati. Hati kita punya ambisi atau keinginan yang sangat rakus dan hasad, yaitu kedengkian juga marah dan syahwat. Maka ketika hendak sholat, kita harus menata hati kita, membersihkan hati kita, karena saat sholat yang kita hadapi adalah Allah. Dan selama sholat kita harus tetap konsisten bahwa hanya Allah yang kita hadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar