HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073
PGSD/ 2F/ 12108241073
Tentu saja ada hubungan yang erat
antara hati yang ikhlas dengan ibadah dan amal-amal. Hubungannya dengan ibadah,
dalam beribadah kepada Allah, manusia harus ikhlas, harus meniatkannya untuk
mencari surga Allah dan selamat dari siksa neraka-Nya. Dengan ibadah yang penuh
rasa ikhlas tersebut, barulah amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT. Karena Niat yang benar akan menentukan kebenaran dalam
beribadat. Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya
setiap amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang itu mendapatkan balasan
sesuai dengan apa yang diniatkannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maka dalam beramal dan beribadah kita harus meniatkan untuk taat kepada-Nya
dan menjalankan kewajiban yang ditetapkan oleh-Nya kepada kita. Tidak ada yang
lain yang kita tuju kecuali hanya Allah. Hanya Allah tujuan kita. Namun, perlu
diwaspadai bahwasanya ada satu yang menjadi penghalang kita untuk dapat menjadi
ikhlas, yaitu sikap riya’. Allah berfirman:”Barang siapa niat amalannya hanya
menghendaki kesenangan dan keindahan dunia, pasti kami sempurnakan balasannya
di dunia. sedikitpun tidak kami kurangi. Itulah orang-orang yang tiada
balasannya di akhirat, kecuali neraka, lenyaplah semua amalnya dan sia-sialah
pekerjaannya”. (Q.S. Hud:15-16). Jadi, dalam beribadah kita harus benar-benar
menujukannya semata-mata hanya untuk Allah, bukan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar