Senin, 10 Juni 2013

refleksi (50): Elegi Ritual Ikhlas 7: Tanya jawab pertama perihal Hati yang Ikhlas




HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Tentu saja ada hubungan yang erat antara hati yang ikhlas dengan ibadah dan amal-amal. Hubungannya dengan ibadah, dalam beribadah kepada Allah, manusia harus ikhlas, harus meniatkannya untuk mencari surga Allah dan selamat dari siksa neraka-Nya. Dengan ibadah yang penuh rasa ikhlas tersebut, barulah amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT. Karena Niat yang benar akan menentukan kebenaran dalam beribadat. Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maka dalam beramal dan beribadah kita harus meniatkan untuk taat kepada-Nya dan menjalankan kewajiban yang ditetapkan oleh-Nya kepada kita. Tidak ada yang lain yang kita tuju kecuali hanya Allah. Hanya Allah tujuan kita. Namun, perlu diwaspadai bahwasanya ada satu yang menjadi penghalang kita untuk dapat menjadi ikhlas, yaitu sikap riya’. Allah berfirman:”Barang siapa niat amalannya hanya menghendaki kesenangan dan keindahan dunia, pasti kami sempurnakan balasannya di dunia. sedikitpun tidak kami kurangi. Itulah orang-orang yang tiada balasannya di akhirat, kecuali neraka, lenyaplah semua amalnya dan sia-sialah pekerjaannya”. (Q.S. Hud:15-16). Jadi, dalam beribadah kita harus benar-benar menujukannya semata-mata hanya untuk Allah, bukan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar