Senin, 10 Juni 2013

refleksi (58): Elegi Ritual Ikhlas 16: Menggapai Hamba Bersahaja




HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 1218241073

Sehebat-hebatnya orang adalah dia yang mampu melawan dan mengendalikan hawa nafsunya. Sebagai manusia, haruslah selalu bermujahadah untuk menyelamatkan diri dari hawa nafsu yang buruk. Bermujahadah itu adalah melawan hawa nafsu yang tidak baik. Hias-hias dunia kadang menyamarkan kita terhadap segala sesuatu, kadang kita mengganggap bai suatu hal, padahal di mata Allah itu tidak baik untuk kita. Nafsu tidak baik itu adalah nafsu yang hanya menuruti hawa nafsunya, suka yang enak-enak saja, suka bersenang-senang saja. nafsu yang tidak baik juga identik dengan sifat sombong, iri, dengki, marah, bakhil, riya, khianat, munafik dan pendusta. Maka orang-orang yang demikian itu belum mampu membedakan yang baik dan yang buruk, dan belum memperoleh tuntunan dari Allah SWT. Semua yang bertentangan dengan nafsunya dianggap musuh, dan semua yang sejalan dengan nafsunya adalah kawan-kawannya. Sulit membedakan mana nafsu yang baik dan mana nafsu yang tidak baik. Sebenar-benar manusia dapat membedakannya adalah jika seseorang bermujahadah. Namun, kadangkala manusia masih saja mengulangi kesalahan yang sama meskipun telah bermujahadah. Maka, dalam bemujahadah harus diiringi dengan istigfar.
Apabila manusia melakukan mujahadah dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kebaikan-kebakan untuknya, antara lain akan diberi kemudahan untuk memperoleh ilmu-ilmu yang bermanfaat, akan selalu ridlo dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan ikhlas menjauhi larangan Nya, serta merasakan selalu berkecukupan terhadap apa yang diberikan oleh Allah SWT, akan memperoleh kemuliuan baik di dunia maupun di akhirat, dan akan selalu merasa dekat dengan Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar