Rabu, 27 Februari 2013

refleksi (19) : The Scene of Primary Mathematics Teaching, karya Bp. Marsigit


HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Model pembelajaran kooperatif Mahasiswa belajar jenis Berpikir Divisi Prestasi (STAD) pantas untuk ditingkatkan, setelah melihat hasilnya bahwa ternyata model pembelajaran ini mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan untuk memecahkan masalah, dan memecahkan masalah yang direncanakan yang dapat ditinjau dari perolehan skor.
Dalam matematika, proses pemecahan masalah tidaklah sembarangan. Ada beberapa langkah yaitu mulai dari siswa tersebut harus mampu memahami masalah yang dihadapi untuk kemudian merencanakan solusi terbaik untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan yang direncanakan, dan mahasiswa harus berkompeten untuk memeriksa hasilnya.
Yang menjadi pertanyaan saya, apakah penelitian ini memang terbatas untuk fokus pada pemecahan masalah untuk menemukan perimeter dan luas poligon saja atau dapat diterapkan pada materi yang lain ?

source:

refleksi (18) : The Implication Of Piaget's Work to Mathematics Education, karya Bp. Marsigit

source : http://powermathematics.blogspot.com/2012/10/the-implication-of-piagets-work-to.html


HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Dalam mempelajari matematika, siswa belajar secara bertahap sesuai atau mengikuti perkembangan kemampuannya. Mereka belajar dengan sendirinya dari hasil interaksi dengan lingkungan, ternyata mereka bisa melakukannya dengan menggunakan cara dan untuk mereka sendiri. Anak-anak pada dasarnya dapat menciptakan pengetahuan tentang matematikanya sendiri melalui kehidupan sehari-hari mereka, namun masih ada suatu masalah yang membatasi atau bisa dikatakan menghambat mereka untuk menemukan jawaban-jawaban dari masalah yang mereka temukan pada setiap tahapnya. Maka dari itu, di sini sangat diperlukan peran serta guru dalam membantu mereka untuk memecahkan masalah mereka.
Dalam membantu siswa, guru harus memperhatikan juga pada tahap manakah anak tersebut, bagaimana karakteristik siswa pada masa itu, sehingga pengatasan masalah akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa.




refleksi (17) : Sekolah Bertaraf Internasional, karya Bp. Marsigit

HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Membaca artikel di atas, jujur saya menjadi kurang mengerti mengapa RSBI dan SBI harus dihapus. Padahal setelah saya baca dan saya pahami, SBI dan RSBI seharusnya pelopor perubahan paradigma pembelajaran dari yang masih tradisional ke yang lebih inovatif. Apakah karena guru yang sampai saat ini masih belum bisa menerapkannya dalam sekolah tersebut ?
Pada artikel di atas dikatakan bahwa SBI haruslah didasarkan pada kebutuhan daerah dan masyarakat masyarakat sekitar. Bagus, dengan begitu seharusnya SBI dapat menyumbangkan banyak kontribusi bagi pendidikan di daerah tersebut. Sudah jelas dikatakan sebagai kebutuhan, berarti dengan adanya SBI, peserta didik di sana dapat lebih terpenuhi kebutuhannya dan terjadi peningkatan terhadap kualitas pendidikan.
Meski SBI didukung dengan berbagai komponen-komponen bertaraf Internasional, SBI haruslah tetap berpegang teguh terhadap landasan atau nilai-nilai lokal bangsa Indonesia. menurut saya, penghapusan SBI tidak menjadi masalah. Yang penting di dalam sekolah tersebut guru mampu menerapkan pembelajaran dengan metode yang telah terbukti di negara-negara dengan kualitas pendidikan tinggi seperti Inggris atau Finlandia. Dari artikel di atas saya kira yang menjadi permasalahan adalah pada bagaimana seorang guru menjadi lebih profesional dan aktif. Tidak dapat dipungkiri bahwa mau tak mau negara Indonesia harus menyelaraskan diri dengan perkembangan global. Maka guru harus mampu menjadikan kegiatan pembelajarannya sebagai sebuah penelitian yang kemudian dapat didiskusikan dengan beberapa guru baik di dalam maupun di luar negeri untuk dapat menemukan sebuah pemecahan masalah. Pembelajaran di kelas juga harus menjadi kegiatan konstruktivisme yang membiarkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya sebatas fasilitator dalam mereka menggali pengetahuan. Guru jangan hanya memanfaatkan apa yang sudah ada atau disediakan, namun guru harus kreatif dalam mengembangkan sumber belajar, media, alat peraga, dan lembar kerja siswa. Untuk itu kiranya diperlukan Lesson Study bagi para guru sebagai bekal mengajar mereka yag jauh lebih baik.

source :