HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073
Saya setuju dengan artikel di
atas. Beribadah merupakan kegiatan yang berurusan dengan Tuhan, maka dari itu
perlu dipersiapkan matang-matang agar ibadah kita menjadi sempurna. Selain itu,
dalam melaksanakan ibadah juga terdapat ketentuan-ketentuan yang harus kita
perhatikan dan tidak boleh dilanggar, serta harus dilandasi dengan perasaan
ikhlas, melakukan semata-mata untuk mencari wajah Allah SWT, menganggap bahwa
ibadah tersebut adalah kebutuhan pokok kita untuk mencapai kebahagiaan abadi di
alam akhirat kelak.
Kalau saya amati lebih dalam dan
apabila duhubungkan dengan pendidikan, khususnya pendidikan matematika, konteks
kisah di atas ada kaitannya, yaitu santri kepala sebagai guru dan peserta
ritual sebagai murid. Maka santri kepala berperan sebagai “pengarah” jalannya
ritual (sedangkan ritual sendiri diibaratkan sebagai proses pembelajaran),
santri kepala memberikan beberapa petunjuk mengenai ketentuan-ketentuan yang
harus dilaksanakan. Meski begitu, ritual harus didasari dengan rasa ikhlas.
Tanpa keikhlasan hati, maka tidak akan mendapatkan apa-apa dari ibadah
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar