Senin, 10 Juni 2013

refleksi (56): Elegi Ritual Ikhlas 14: Perjuangan Dewi Umaya dan Muhammad Nurikhlas





HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073

Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Dunia hanyalah sebagian kecil alam dari waktu perjalanan manusia untuk kembali kepada Yang Maha Pencipta. Pada akhirnya, duniapun akan musnah dan apa-apa yang ada di dalamya kembali ke hadapan Allah. Maka tidaklah manusia diciptakan kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak untuk sombong dengan apa-apa yang Allah titipkan padanya.
Manusia tidak akan pernah tahu kapan usianya berakhir, dan mati tidak akan membawa pundi-pundi harta yang telah ia kumpulkan di dunia. Gelar dan jabatan pun tak akan dipertanyakan di akhirat. Justru, kelak akan dipertanyakan bagaimana seseorang menggunakan jabatannya selama di dunia, bagaimana orang menggunakan hartanya selama di dunia, apakah untuk sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ibadah, ataukah untuk sesuatu yang lain yang diniatkan selain karena Allah. Tidak sepantasnya manusia sombong dengan segala yang dimilikinya, bisa saja apa yang ada di genggamannya adalah titipan Allah untuk orang lain yang lebih membutuhkan, sementara jika manusia tidak mampu mengemban amanah itu, harta-harta yang sedemikian banyaknya akan menambah pedihnya siksa neraka.
Namun, Allah Maha Pengsih dan Maha Pengampun. Manusia bisa belajar dari pengalaman. Selama belum terlambat, Allah selalu membuka pintu taubat bagi mereka yang menyesali perbuatannya dan ingin kembali ke jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar