Dalam pembelajaran , sangat diperlukan berbagai penelitian
oleh para guru terhadap siswa untuk mengetahui bagaimana seorang siswa berfikir
dalam rangka mengembangkan aspek kognitifnya. Hal ini bermanfaat bagi guru agar
tidak salah dalam memberikan pengajaran kepada mereka.
Pada artikel di atas dikatakan bahwa perilaku anak ketika ia berinteraksi
dengan benda-benda di sekitarnya atau orang, bisa menjadi titik awal untuk
membahas atau meneliti bagaimana tingkat perkembangan kognitif anak. Dalam berbagai
interaksi yang ia lakukan membutuhkan pemanfaatan proses kognitif yang kompleks,
sehingga akan tampak bagaimana ia melakukan berbagai tindakan sebagai efek dari
perkembangan kognitifnya. Siswa secara bertahap akan mengetahui fungsi-fungsi,
kinerja, atau hal-hal lain yang dapat ia temukan dalam interaksi dengan
objek-objek tertentu. Anak secara aktif membangun cara berpikir sendiri melalui
interaksi dengan lingkungan, bahwa perkembangan anak harus mempertimbangkan dua
dimensi yaitu dimensi ontogenetic dan dimensi sosial, tidak mungkin anak bisa
berkembang hanya dengan dirinya sendiri tanpa ada interaksi dengan lingkungan.
ini berkaitan juga dengan pentingnya pengalaman untuk melatih intuisi
matematika siswa, semakin banyak siswa melakukan interaksi dengan obyek-obyek
di sekelilingnya, semakin bertambah pula hal-hal baru yang akan ia dapatkan
melalui berbagai pengamatan dan penelitian. Kesimpulannya, aspek sosial, di
mana siswa berinteraksi, di mana siswa bersosialisasi, sangat penting bagi
perkembangan kognitif siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar