Jumat, 15 Maret 2013

refleksi (28) : The Implication of Vigotsky’s Work to Mathematics Education, karya Bp. Marsigit

Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari artikel di atas, diantaranya mengenai bagaimana seharusnya guru bersikap terhadap siswa, matematika, dalam pembelajarannya. dalam pembelajaran, guru harus benar-benar bertanggungjawab terhadap siswa, bagaimana caranya supaya siswa benar-benar bisa merubah perilakunya dari yang awalnya tidak mampu menjadi mampu melakukan sesuatu akibat dari proses belajarnya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan guru sebagai bentuk tindakan untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang inovatif di mana guru harus mau dan mampu merubah atau mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, guru harus benar-benar menjalankan perannya sebagai pembimbing sehingga selama pembelajaran berlangsung, siswa benar-benar mendapat perhatian utama sebagai subyek yang belajar, yang memerlukan bantuan guru untuk mengetahui sesuatu, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Guru tegas bersama siswa dalam proses bersama-sama membangun makna dan begitu menekankan pentingnya bahasa dan komunikasi dalam pembangunan pemahaman tentang dunia. Penting bagi guru untuk melakukan penelitian secara bertahap terhadap proses pembelajarannya agar benar-benar bisa mencapai tujuan pembelajaran secara menyeluruh dan bersifat permanen, artinya hasil dari pendidikan itu tidak hanya berguna saat penyelesaian masalah di sekolah, namun juga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan. Dalam menentukan model pembelajaran, guru harus menyesuaikan kebutuhan semua siswa, bagaimana caranya agar siswa dalam jumlah yang banyak dan beragam karakter tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Guru harus mampu mengorganisasikan kelas sebaik mungkin, yang memungkinkan semua siswa dapat aktif berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, guru harus berhubungan dekat, sensitif dan akurat dalam membantu, siswa dapat melakukan tanya jawab tanpa ada hambatan sedikitpun, guru harus bisa membuat kelas menjadi zona yang dapat digunakan siswa secara bebas mengembangkan keterampilannya melalui pembudayaan atau pembiasaan-pembiasaan baik, karena dengan pembiasaan-pembiasaan itu pula intuisisi baik siswa akan terbentuk dan memudahkan siswa dalam membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu, melalui diskusi kelompok, selain siswa akan dengan lebih mudah menemukan suatu problem solving, lebih mampu mengembangkan kreativitas,  juga akan membantu siswa dalam bersosialisasi, membentuk karakter anak menjadi pribadi yang terbuka. Guru juga harus mampu memvariasikan metode pembelajaran agar selalu mengundang antusiasme serta semangat siswa untuk belajar. Guru jangan hanya berpaku pada anggapan bahwa keberhasilan anak dapat dilihat dari seberapa skor yang mereka dapatkan, namun dari bagaimana ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat bermanfaat baginya juga lingkungan sekitar, seberapa jauh siswa dapat mengembangkan diri dengan hasil belajarnya. Penilaian tugas dan hasil harus terbuka untuk diskusi murid, pengawasan, dan negasi mana yang tepat. Isi dari tugas penilaian, seperti proyek-proyek dan soal ujian, harus mencakup penanaman masalah matematika sosial, membutuhkan pemikiran kritis tentang peran matematika sosial. Model Tharp dan Gallimore menyediakan kerangka kerja untuk mengembangkan cara-cara di mana anak-anak dapat didorong untuk menilai kemajuan mereka sendiri, klarifikasi, dan evaluasi target menjadi zona di mana kinerja masing-masing anak dibantu oleh guru mereka. jadi, penilaian bersifat terbuka.  Hal ini sangat membantu untuk siswa dapat mengetahui apa yang harus mereka perbaiki pada dirinya sendiri, cara ini memungkinkan adanya perbaikan yang terus menerus. Seperti yang telah disebutkan dalam tujuan pendidikan matematika, pembelajaran matematika  harus memungkinkan siswa untuk menyadari, memahami, menilai, memanfaatkan dan kadang-kadang juga melakukan penerapan matematika dalam masyarakat, khususnya untuk situasi yang penting bagi kehidupan mereka pribadi, sosial, dan profesional. Pada akhirnya, pendidikan matematika ini bagi siswa akan dikembalikan lagi ke tengah-tengah masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar