Matematika
itu sangat penting. Penting bagi kelangsungan hidup sehari-hari, seseorang
haruslah benar-benar memahami kasus-kasus yang akan diselesaikannya, sama halnya
dengan matematika. Penting dalam matematika tidak dapat dinilai melalui
seberapa besar skor yang akan didapat siswa dari sebuah tes di jenjang
pendidikan, akan tetapi penting dalam arti bagaimana siswa tersebut mampu
mengaplikasikannya secara bermanfaat atau positif dalam kehidupan
sehari-harinya, bagaimana matematika bisa digunakan sebagai solusi untuk
memecahkan berbagai persoalan. Maka, apabila mulai dari sekolah saja siswa
sudah tidak diberi kesempatan untuk benar-benar menghayati, memahami matematika,
yang ada hanya perintah untuk menguasai berbagai materi menggunakan memori
kerja mereka lalu mengerjakan soal-soal dan diharapkan untuk memperoleh skor
setinggi mungkin, maka sanga sedikit yang dapat benar-benar diperoleh siswa
dari pembelajaran matematika itu. yang mereka tahu, matematika itu ya sebatas
apa yang guru ajarkan karena akan keluar dalam soal ujian, sehingga mereka
berusaha mengejarnya, setelah itu hilang tak bersisa. Sangat disayangkan. Saya
kadang kurang setuju dengan adanya ujian nasional yang menjadi syarat kelulusan
seorang siswa. Ujian nasioanal boleh saja dilakukan, namun alangkah baiknya
tidak untuk menjadi syarat mutlak kelulusan siswa, toh pada umumnya ujian
nasional dilaksanakan hanya untuk mengukur peningkatan prestasi siswa di Indonesia
per tahunnya. Pemerintah tidak tahu, setelah euforia peningkatan prestasi itu,
justru siswa tidak mendapatkan apa-apa yang seharusnya mereka mengerti. Terlalu
seringnya guru memberikan drill soal, yang memberikan banyak tekanan batin pada
siswa, hanya akan menimbulkan suatu interferensi pada memori mereka, ilmu itu
kabur satu per satu karena terlalu banyak dan mereka tidak memahaminya secara
mendalam, sebatas apa yang disyaratkan untuk bisa mengerjakan soal ujian
nasional. Ini namanya pembodohan, mungkin nilai mereka terpampang apik di
ijazah, namun kualitasnya nol. Semoga praktik-praktik pembelajaran seperti ini
di Indonesia segera diganti menjadi yang lebih layak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar