Bagaimana menyetting ulang
pemikiran pendidik matematika Indonesia yang telah terlanjur terbawa budaya
pengajaran jaman penjajahan Belanda ? Saya kira saat ini telah banyak para ahli
pribumi yang menyadari akan kesalahan-kesalahan dalam pendidikan di Indonesia,
yang dalam era globalisasi ini harus hanyut oleh arus persaingan dunia,
khususnya berlomba-lomba untuk menjadikan negara ini lebih maju secara
intelektual maupun industri dengan negara lain. Tapi mengapa pendidikan di
Indonesia seperti tidak mengalami kemajuan, bahkan menurut saya semakin menurun
segi kualitasnya.
Maka saya akan sangat mendukung
apabila ada pelatihan khusus untuk pendidik matematika agar dapat melatih
komuikasi dengan baik pada para anak didik dalam mengajarkan matematika,
mengubah mindset mereka dari kebiasaan mengajarkan matematika formal pada
anak-anak ke pengajaran yang lebih konkret. Bagaimanapun, dalam berpikir anak
memerlukan proses dan tidak mungkin untuk langsung melesatkan mereka ke sebuah
dunia formal yang mana mereka tidak memahami asal-usulnya.
Saya setuju dengan pendapat bahwa
kebanyakan pendidikan matematika saat ini dimanfaatkan untuk bagaimana anak
didik mampu menghasilkan sesuatu bagi kemajuan teknologi-teknologi canggih
negara, tanpa berpikir lebih dalam lagi mengenai hakikat anak yang belajar itu
sendiri. Maka, hal ini harus segera mendapat perhatian, ini menyangkut hak
asasi manusia. jika suatu negara itu hendak mencapai kemajuan yang luar biasa,
harus tetap memikirkan kemampuan individu anak didik, jangan terlalu memaksa.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar