Kamis, 25 April 2013

refleksi (36): Mathematics and Language 10


Kembali lagi pada masalah pendidikan yang tiada akhirnya, melulu mengenai cara pendidik yang kurang memiliki keterampilan dalam menyampaikan ilmu pengetahuan mereka, atau tidak tahu bagaimana seharusnya mereka menyampaikan materi tersebut . dalam artikel ‘mathematic and language 11’ disebutkan bahwa pendidikan disalahgunakan mencerdaskan anak bangsa semata-mata dengan tujuan untuk memajukan industri dan teknologi canggih negara agar tidak tertinggal dengan negara lain. Dalam pelaksanaannya, pendidikan menjadi neraka bagi sebagian anak didik, karena mereka terpaksa belajar yang bukan menjadi minatnya, terpaksa belajar dengan cara yang bukan menjadi kemampuannya. Alhasil, mereka tertekan dan stres. Ini sungguh telah melanggar hakikat pendidikan. Bukankah anak-anak itu yang belajar, bukankah mereka yang ingin mengetahui apa yang akan mereka cari tahu ?
Penting bagi anak didik mengembangkan inisiatif belajar mereka sendiri. Pemaksaan akan mematikan intuisi siswa. Pendidik harus kembali pada hakikatnya sebagai pendidik, harus tahu bagaimana cara mendidik yang baik. Pendidik harus memahami satu per satu karakter anak sehingga dapat antara guru dan murid dapat terjalin hubungan serta komunikasi yang baik dalam rangka membantu mereka menggali ilmu pengetahuannya sendiri.
Mengingat pentingnya anak didik untuk mengembangkan inisiatif mereka sendiri, kebebasan berpikir, kreativitas, dan otonom,maka pendidik harus menjauhkan diri dari sifat egois, pendidik harus benar-benar tulus membagi ilmu yang telah diperolehnya guna masa depan anak didik itu sendiri.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar