Sedikit kesimpulan yang dapat
saya tangkap dari pembicaraan (perdebatan) di atas kurang lebih mengenai
berbagai alasan mengapa keterampilan matematika dasar pada masyarakat lemah.
Ada yang mengatakan hal ini disebabkan dengan adanya berbagai fakor yang dapat
memengaruhi pikiran siswa .Aktivitas
otak yang berkaitan dengan perilaku dan pembelajaran tampaknya terdiri dari
faktor genetik dan lingkungan (budaya, keluarga, gen). Pengalaman anak-anak
dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengendalikan beahvior kelas mereka,
dan karena itu kemampuan mereka untuk fokus pada suatu aktivitas tunggal (William
Galinaitis). Matematika itu seperti sesuatu yang berjalan, terus berkembang
dari masa ke masa.
Sebab lain yang menjadi alasan
mengapa keterampilan matematika dasar masyarakat lemah karena biasanya
matematika diajarkan dengan cara menghafal dan pengulangan mekanis, bukan
pemahaman mekanik dan logika. Sehingga seringkali ditemukan para siswa dapat memecahkan
masalah yang sangat mirip dengan apa yang diajarkan di kelas, tetapi segera
setelah perubahan tata letak, mereka tidak dapat melihat pola, atau fakta bahwa
mereka perlu untuk menerapkan konsep yang sama dalam berbeda bentuk. ini akan
menjadikan pendidikan matematika menjadi sia-sia atau percuma, padahal
matematika itu merupakan kegiatan mencari pola. Solusi akan kasus ini adalah
dengan memperbanyak praktek, di mana siswa diberikan pengetahuan yang akan
menjadi dasar pemecahan masalah lalu siswa dihadapkan pada masalah sejenis
namun dalam bentuk yang berbeda-beda, hal ini akan melatih siswa dalam
menelusuri pola, memahami kasus untuk dapat diselesaikan dengan cara yang
bervariasi. Dengan begitu, siswa akan lebih mengerti bagaimana harus menerapkan
matematika dalam berbagai kasus, tidak hanya mengandalkan apa yang telah ia
hafalkan di kelas. namun siswa juga melakukan penelitian untuk memperkaya
pengetahuannya. Penting untuk belajar banyak bentuk. Ada waktu untuk
bereksperimen dan merenungkan dan waktu untuk menguasai kodrat fundamental
diterima dan pengetahuan.
Maka matematika perlu
dibudayakan. Belajar matematika tidak dapat dipaksakan, orang-orang belajar
matematika karena keinginan sendiri dan karena kebutuhan yang mengharuskan
mereka bersungguh-sungguh dalam belajar matematika. Belajar adalah membangun
aktivitas di mana saja dan kapan saja.
Meski begitu, guru tidak bisa
sepenuhnya melepaskan siswa untuk mengembangkan diri. Tetap penting peran guru
untuk mendampingi setiap aktivitas siswa sebagai media yang dapat membantu
siswa dalam mencari suatu pemecahan masalah.
Sumber: