HENI KUSUMA
PGSD/ 2F/ 12108241073
Wah, saya tercengang setelah
membaca artikel Bapak di atas. Betapa pendidikan di negara Indonesia ini begitu
otoriternya sehingga siswa yang bisa berhasil dalam sekolahnya masih sangat
sedikit. Mulai dari pembentukan kurikulumnya saja, seakan-akan semua sempurna
di mata pemerintah. Pemerintah memandang bahwa apabila anak Indonesia dapat
mencapai indikator yang telah diatur dalam kurikulum, maka mereka bisa
dikatakan sukses, dan tentu saja pendidikan di Indonesia dapat dikatakan
berhasil. Namun mengapa pada kenyataannya pendidikan di Indonesia selalu
tertinggal ?
Semua itu tak lain karena kurikulum
yang disusun pemerintah sering tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Pemerintah
serta para guru hanya memikirkan idealisme mereka, keberhasilan pembelajaran
ala mereka. jarang sekali yang memikirkan apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan
siswa mereka.
Maka dari itu saya sangat kagum
dengan pembelajaran matematika yang Bapak teliti di London, kurikulum yang
dibuat tidak menuntut siswa untuk belajar atau mengetahui apa yang tidak mereka
butuhkan. Justru anak-anak itu sendiri yang meminta pembelajaran seperti apa yang
mereka inginkan pada pertemuan berikutnya. Di sini sangat jelas bahwa guru di
sana sungguh memusatkan pembelajaran pada siswa, tidak otoriter dan mau
melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dengan sebenar-benarnya. Dengan cara ini
siswa bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Selain itu, guru juga sadar
akan banyak perbedaan karakter, kebutuhan, keinginan, serta kemampuan pada
masing-masing individu dan guru bisa memberdayakan kelas dengan sebaik-baiknya.
Saya sangat setuju dengan sistem yang diterapkan di sana. Dengan inilah
sebenarnya seorang siswa dapat menuai kesuksesan nantinya karena mereka
mendapatkan apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang guru inginkan.
Sayangnya, mengapa Indonesia selama
ini masih terpaku pada sistem pembelajaran lama yang jelas-jelas hasilnya
kurang menjanjikan dan terus saja menempatkan Indonesia di peringkat rendah
tingkat kualitas pendidikannya. Seharusnya Indonesia dapat minimal sedikit
mengadopsi cara pembelajaran mereka (Sekolah di London), dan membandingkan
hasilnya. Saya juga setuju apabila di Indonesia diterapkan modifikasi LKS
sesuai kebutuhan siswa. LKS yang sama bagi semua siswa justru akan semakin
menterpurukkan mereka yang jauh dari kata mampu pada pemecahan masalah
tertentu. Yang akan mencapai keberhasilan hanyalah segelintir anak, ini sungguh
tidak efektif karena pada dasarnya setiap siswa punya hak untuk diberdayakan
dan punya hak untuk belajar sesuai dengan apa yang mereka butuhkan serta
inginkan.
Ya, semoga saja cepat ada perbaikan
pada sistem pendidikan di Indonesia. jangan sampai negara yang terpandang besar
dan kaya ini semakin miskin karena sumber daya manusianya kurang diberdayakan.
Sekali lagi, belajar itu hak anak. Guru harus memfasilitasi semuanya tanpa
terkecuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar